Arti Kepemimpinan

Untuk dapat lebih mengerti dan memahami kepemimpinan gereja maka ada lebih baik terlebih dahulu mengetahui pengertian umum tentang kepemimpinan dan pendapat-pendapat ahli kepemimpinan dan manajemen.




Berdasarkan uraian Komarudin dalam bukunya, Manajemen berdasarkan sasaran, kepemimpinan adalah :
Kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang tersebut bekerjasama mencapai tujuan yang mereka inginkan. Kepemimpinan juga merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar mereka bersusaha mencapai tujuan kelompok. Kepemimpinan merupakan seni mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Dan selanjutnya, kepemimpinan itu adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisasi dalam upaya menuju sesuatu tujuan dan mencapai tujuan(Wahjosumijo, 1987:25).

Penulis lain, Miftah Toha menyatakan bahwa, “Kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata krama birokrasi. Kepemimpinan tidak harus terkait dalam suatu organisasi tertentu, melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saja, asalkan orang tersebut menunjukan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.

Hal senada di sampaikan Wahjosumijo, yakni bahwa kepemimpinan adalah
“…proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan didalam situasi tertentu, mengarahkan kelompok didalam mencapai tujuan. (Wahjosumijo, 1987:25)
M. Karjadi mengartikan kepemimpinan dalam rumusan sbb.
Suatu kepribadian seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang untuk mencontohkannya atau mengikutinya atau yang memancarkan suatu pengaruh tertentu, sesuatu kekuatan atau yang memancarkan suatu pengaruh yang tertentu, sesuatu kekuatan atau wibawa yang demikian rupa sehingga membuat sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang dikehendaki. Dan kepemimpinan adalah suatu seni, kesanggupan, atau tehnik membuat sekelompok orang-orang (bawahan) mengikuti atau mentaati segala apa yang dikehendakinya, membuat mereka begitu antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, bahkan ada yang sanggup berkorban (M. Karjadi, 1995:2)

Mukijat dalam menilai arti kepemimpinan dari segi orang yang memimpin mengatakan, “seseorang pemimpin, adalah seorang yang berhasil menimbulkan perasaan ikut serta perasaan ikut bertanggungjawab kepada orang-orang bawahan, terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan pimpinanya. Dapat menggerakan atau menjerumuskan orang-orang lain untuk mengikuti jejaknya.
Dari pengertian pokok mengenai kepemimpinan dapat dilihat bahwa ada unsur manusia atau sumber daya manusia didalam kepemimpinan, ada unsur peraturan yang harus ditaati atau dapat disebut sebagai tata laksana atau manajemen, ada unsur sarana yang digunakan, unsure keuangan dan ada tujuan nyata yang hendak dicapai.

Unsur Manusia dalam Kepemimpinan

Pemimpin.

Pemimpin adalah orang yang memimpin orang-orang lain, mentaati apa yang diperintahkannya, untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin dibedakan dari yang dipimpin pada asas pokok, yakni pemimpin yang memberi perintah, sedangkan orang-orang yang dipimpin mentaati, menjalankan perintah tersebut. Karena itu pemimpin harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Memiliki Keahlian

Seorang pendeta harus memiliki keahlian theologi, seorang jenderal harus memiliki keahlian strategi perang, seorang pemimpin koor gereja harus mampu bermain musik, rektor perguruan tinggi haruslah seorang sarjana. Jadi adalah mutlak bagi seorang pemimpin untuk memiliki keahlian sesuai dengan bidang kepemimpinannya.
Ibarat seorang supir yang membawa penumpangnya ketempat tujuannya dengan aman dan sesuai rencana, pak sopir harus ahli mengemudikan mobilnya, karena jika tidak, tujuan yang hendak dicapai tidak akan tercapai, dan sia-sialah usaha pak sopir. Keahlian seorang pemimpin harus diketahui orang-orang yang akan dipimpinnya, bahkan oleh masyarakat umum, seperti adanya Surat Ijin Mengemudi (SIM) yang sah dan legal.
Rajin
Seorang pemimpin memiliki sifat yang baik, seperti rajin bekerja, demi tanggung jawab terhadap keselamatan orang-orang yang dipimpinnya. Sanggup bekerja keras tanpa mengutamakan kepentingan sendiri, agar orang-orang yang dipimpinnya sampai pada tujuan yang dikehendaki. Pemalas bukan sifat seorang pemimpin, begitu juga dengan sifat mementingkan diri sendiri, memperhitungkan pekerjaannya dari sudut keuntungan pribadinya saja, bahkan dengan mengorbankan kepentingan orang lain, termasuk mengorbankan bawahannya, tanpa rasa tanggung jawab, bahkan tanpa perikemanusiaan sama sekali.

Rajin, pekerja keras, bersemangat, tidak mengenal lelah dan penuh tanggung jawab, adalah ciri-ciri pemimpin yang baik. Pemalas dan tidak memiliki rasa tanggung jawab bukanlah tipe pemimpin yang dapat dipercaya.

Sehat Jasmani dan Rohani

Agar kepemimpinan dapat berjalan secara efektif dan maksimal maka seorang pemimpin haruslah memiliki kesehatan jasmani yang prima dan kerohanian yang unggul. Drs. Agus Lay memberikan arti bahwa kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan, sikap dan tingkah laku seseorang (pemimpin) dalam mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan orang-orang lain untuk melakukan seperangkat kegiatan secara efektif, demi mencapai tujuan yang ditetapkan (Agus Lay,1985:)
Ketika seseorang menderita sakit, baik jasmani maupun rohani, dan penyakit tersebut mempengaruhi tindakan sikap, tingkah lakunya, termasuk kemampuan berfikir dan berkomunikasi, maka kemampuannya memimpin terganggu dan bahkan terhambat. Pada kesempatan lainnya,
Menurut Christ Marantika, pemimpin menepati posisi penerima visi dan dengan iman Ia bekerja keras merealisasikan visi itu. Ia sendiri memiliki kemampuan untuk memperhatikan dan memahami secara menyeluruh organisasi dan melakukan pelatihan-pelatihan dan melalui pengaruh pribadinya secara efektif, kearah realisasi tujuan-tujuan organisasi, dan ia juga mampu mengembangkan potensi yang ada secara praktis dan menguntungkan.

Tanpa kesehatan yang baik, secara jasmani dan rohani, kemampuan tersebut tidak akan dapat dimiliki sehingga kemampuan kepemimpinannya tidak maksimal.
(d). Memiliki moral yang baik
Seorang pemimpin yang baik haruslah memiliki moralitas yang baik pula. Karena antara moral yang baik dan keberhasilan kepemimpinan lebih khusus lagi kepemimpinan rohani, tidak dapat dipisahkan. Juga seorang pemimpin adalah seorang panutan atau teladan. Dr. J.L. Ch. Abieno menjelaskan arti moral dalam pengertian norma sbb: Dalam hidup kita bersama, kita tidak dapat melakukan apa saja menurut kehendak kita. Kita terikat pada norma-norma tertentu. Bilamana norma-norma itu tidak kita hiraukan maka akan timbul kekacauan dalam hidup kita bersama. ( J.L. Ch. Abineno, 1996:25)
Perilaku yang sopan, tidak melakukan hal-hala yang dilarang masyarakat atau yang ditolak masyarakat, seperti perselingkuhan, korupsi, berpoligami, berzinah, melakukan hal-hal yang menyimpang yang tidak disukai oleh masyarakat dan hal-hal yang melanggar adat kebiasaan masyarakat. Pelanggaran nilai-nilai moral akan mengacaukan kehidupan bermasyarakat dan hal tersebut akan mengacaukan kepemimpinnaya. Kepercayaan masyarakat dan orang-orang yang dipimpinnya akan terganggu dan keharmonisan akan lenyap. Tujuan yang dicapai akan sangat jauh dari yang diharapkan. Perintah-perintahnya tidak akan ditaati dan wibawanya akan lenyap. Pemimpin yang baik memiliki keluarga yang bahagia, yang tidak ada permasalahan didalamnya. Suami-isteri yang rukun dan anak-anak yang ceria dalam menempuh kehidupan mereka, anak-anak yang rajin belajar dan berhasil dalam pendidikannya. masalah dalam masyarakat seperti pada kasus-kasus kenakalan anak-anak. (e). Jujur dan setia Sikap jujur menyatakan tidak ada niat jahat dalam hati seseorang. Seseorang yang tidak jujur, yang diartikan memiliki maksud-maksud jahat didalam hatinya membahayakan kehidupan orang lain. Pemimpin yang baik tidak akan membahayakan orang lain, terutama orang-orang yang dipimpinnya.

Jujur dalam tindakan berarti bahwa segala kebijaksanaan kepemimpinnannya tidaklah untuk keuntungan dirinya sendiri, tetapi semata-mata untuk kepentingan bersama. Hal ini dapat terlihat pada hasil-hasil kepemimpinnanya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan dasar kejujuran yang dikenal masyarakat, pemimpin yang jujur tersebut juga menjadi pemimpin yang setia terhadap bawahannya, setia dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya. Ia setia karena ia jujur, yakni bertindak tanpa mengenal kepentingan sendiri. Pemimpin yang tidak mengejar keuntungan pribadi akan senantiasa setia dalam menjalankan tugas kewajibannya. Dalam kejujurannya, pemimpin tersebut menjamin tidak akan terganggunya tatalaksana keuangan, uang yang disediakan sebagai biaya organisasi akan mencukupi biaya kegiatan sehingga tujuan kepemimpinan akan dapat dicapai. Tidak akan ada kegagalan dengan alasan biaya tidak mencukupi. Perhitungan keuangan yang cermat akan diikuti dengan penggunaan dana yang jujur, sehingga kejujuran sebenarnyalah menjadi jaminan keberhasilan dalam kepemimpinan.

Orang-orang Yang Dipimpin.

Para pengikut adalah orang-orang yang dipimpin secara bersama bergerak menuju kepada tujuan yang telah disepakati bersama. Orang-orang tersebut memiliki keadaan seperti berikut:
Mempunyai kehendak atau keinginan yang sama, yakni untuk mencapai tujuan yang sama.

Bagi masyarakat gereja, tujuan atau keinginan yang sama tersebut adalah hidup dalam pemeliharaan Tuhan Yesus baik dibumi maupun disorga. Keinginan atau tujuan yang sama membuat orang-orang yang dipimpin tersebut dengan kepercayaan penuh kepada pimpinannya bergerak maju sesuai dengan petunjuk pimpinan, bahkan sekalipun mereka sebenarnya tidak tahu jalan dan arah yang sedang ditempuh. Di dalam pesawat terbang yang sedang mengarungi angkasa, para penumpang yang sebagai orang yang dipimpin, sama sekali tidak mengetahui jalan dan arah yang sedang mereka tempuh. Para penumpang mempercayakan sepenuhnya perjalanan mereka kepada pilot, dan hanya pilot saja yang mengetahui jalan dan arah pesawat tersebut. Begitu pula dengan sopir bus, nakoda kapal, dan pengendali angkutan lainnya.

Dengan adanya kehendak atau keinginan yang sama untuk mencapai tujuan yang sama, terdapat kepercayaan yang sama, sehingga perjalanan untuk mencapai tujuan terlaksana dengan aman, tanpa adanya suatu hambatan apapun.

Memiliki kepatuhan

Taat dan patuh mengikuti setiap petunjuk atau perintah pemimpin adalah syarat yang mutlak bagi setiap orang yang dipimpin menuju kepada tujuan bersama. Tanpa kepatuhan dapat terjadi kekacauan dan perjalanan atau kegiatan akan terganggu dan tujuan tidak akan tercapai. Kepatuhan berarti juga sebagai tanda pengakuan akan kepemimpinan sehingga terjadi keharmonisan dalam hubungan diantara pemimpin dengan orang yang dipimpin. Kepatuhan juga adalah sikap yang pasti, yang menyerupai tekad, untuk tetap setia mengikuti pemimpin, kemanapun tujuan yang ditetapkan pemimpin. Dan kepatuhan juga menunjukan rasa hormat kepada pemimpin, menghargai kerja kerasnya dalam membawa orang-orang yang dipimpinnya menuju kepada tujuan yang telah disepakati bersama.

Memahami aturan organisasi

Ketika kepemimpinan ditetapkan dalam bentuk organisasi, maka orang-orang yang dipimpin seharusnya mengetahui aturan-aturan tersebut. Dapat disebut sebagai hukum, undang-undang, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, tata tertib dan penanaman-penanaman lainnya, aturan-aturan tersebut menata ketertiban orang-orang yang dipimpin, sehingga daya gerak atau aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara bersama menuju kepada tercapainnya tujuan berlangsung secara baik dan tujuan tersebut dapat tercapai dengan berhasil.

Bersemangat mengikuti program-program organisasi

Ketertiban dan kepatuhan dapat digambarkan pada ketertiban para penumpang bus, kapal atau pesawat terbang sampai tujuan, maka semangat dan keberanian dapat digambarkan pada para pekerja disawah yang ramai-ramai mencangkul, atau menanam bibit atau bahkan saat panen. Semangat yang tinggi, kerajinan yang tidak mengendor tanpa kenal lelah, bekerja bersama untuk mencapai hasil yang diharapkan. Setiap orang dalam kesatuan kepemimpinan, yakni orang-orang yang dipimpin menuju kejutan bersama, haruslah memiliki semangat kerja yang tinggi, agar gerak maju mencapai tujuan dapat dicapai pada waktu yang diharapkan bersama.

0 Response to "Arti Kepemimpinan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel