Kepemimpinan Yang Evaluatif

Kepemimpinan Yang Evaluatif adalah kepemimpinan yang didasarkan pada pengamatan dan analisis serta keputusan-keputusan yang didasarkan pada evaluasi. Untuk itu perlu ada penelitian yang menopang pengambilan keputusuan yang evaluatif. Ada beberapa aspek yang patut diperhatikan:

1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Kebenaran Rasional

Kepemimpinan berdasarkan sisi teoritikal (bersumber dari buku-buku yang diteliti) dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin berada dalam pengutusan Tuhan. Gereja sendiri adalah hasil dari pekerjaan missioner gereja terdahulu. Missi Gereja adalah setiap usaha yang ditujukan dengan sasaran untuk menjangkau melampaui kebutuhan Gereja dengan tujuan untuk melaksanakan amanat agung dengan menyatakan kabar baik dari Yesus Kristus, menjadikan murid dan dikaitkan dengan kebutuhan yang utuh dari manusia yang meliputi jasmani maupun rohani.

Misi Gereja terhadap Perkembangan Pendidikan Agama Kristen didasarkan pada Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama terdapat Praktik Pengajaran Zaman Bapa-bapa leluhur (Abraham, Ishak dan Yakob) menjadi pendidik bagi keturunan mereka. Isi Pendidikan itu yakni Perbuatan Allah yang ajaib, penyertaan Allah serta janji Allah yang memberkati kehidupan mereka. Pada waktu itu pendidikan didapatkan dari orang tua dan penyataan Allah adalah sumber pendidikan bagi mereka.
Misi Gereja Terhadap Perkembangan Pendidikan Agama Kristen juga didasari atas Praktik Pengajaran Zaman Terbentuknya Bangsa Israel sampai pembuangan ke Babel (12 suku) yang berkembang menjadi suatu bangsa yang besar, yaitu Israel, dan juga praktik pengajaran zaman pembuangan Babel dan sesudah pembuangan (post-exilic) dari Masa Perjanjian Lama.

Dalam Perjanjian Baru, pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen tentu didadasarkan pada praktik umat Perjanjian Baru. Perjanjian Baru merupakan penggenapan atas apa yang telah di nubuatkan dalam perjanjian lama. Dalam perjanjian baru penggenapan tersebut adalah kehadiran Yesus sebagai Sang Juruslamat sekaligus sebagai seorang Guru Agung. Yesus sendiri merupakan hasil pendidikan dari agama Yahudi. Hal ini terlihat dari masa kanak-kanak Yesus. Dimana Yesus turut mengambil bagian dalam praktik keagamaan orang Yahudi. Sebelum menjadi Guru, ternyata Yesus pun dahulu adalah seorang murid. Ia belajar dari keluargaNya tetapi juga dari pendidikan Yahudi. Sebelum terangkat ke Sorga, Yesus memberi mandat kepada gereja untuk tugas mengajar. Yesus tidak sekadar memberi mandat pengajaran. Ia sendiri menghabiskan seluruh waktu-Nya untuk tugas mengajar. Ia mengajar di bait Allah tetapi juga di tempat-tempat terbuka. Oleh karena itu mandat-Nya untuk pengajaran adalah mandat yang sesuai dengan apa yang Yesus sendiri lakukan.

Berdasarkan mandat ini, gereja mula-mula meneruskan pengajaran kepada orang-orang yang bertobat dan mengaku percaya kepada Yesus. Pengajaran tersebut dilanjutkan oleh gereja dari waktu ke waktu di berbagai belahan dunia. Tidak ada gereja yang tidak terlibat dalam mandat Agung Yesus Kristus yaitu menjadikan orang lain menjadi murid dan mengajarkan kepada mereka apa yang diajarkan oleh Yesus. Dalam konteks inilah gereja mendapat mandat misi untuk mendukung perkembangan Pendidikan Agama Kristen, khususnya di Kota Bulukumba.

2. Kebenaran Empiris

Kebenaran empiris adalah pengetahuan yang benar berdasarkan temuan penelitian di Gereja-gereja yang ada di kota Bulukumba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Misi Gereja Terhadap Perkembangan Pendidikan Agama Kristen di Bulukumba dinilai secara kualitatif berada pada kategori Kuat/Baik dan Sangat Kuat/Sangat Baik. Sedangkan secara kuantitatif ditemukan bahwa Misi Gereja Terhadap Perkembangan Pendidikan Agama Kristen di Bulukumba berada angka analisis pada rentang Angka 61 % - 80 % yang dinilai/dikategorikan Kuat, dan angka Angka 81 % - 100 % dikategorikan Sangat Kuat. Berikut rincian data temuan penelitian:

1. Item 2. Misi Gereja Terhadap Perkembangan Pendidikan Agama Kristen di Kota A yaitu 302/350 x 100 % = 86,28 % tergolong SANGAT KUAT.
2. Item 5. Misi Gereja Terhadap Perkembangan Pendidikan Agama Kristen di Kota A dalam korelasinya dengan pertanyaan Gereja ada upaya untuk melaksanakan Pendidikan Agama Kristen di Sekolah yaitu 294/350 x 100 % = 84 % tergolong SANGAT KUAT
3. Item 7. Misi Gereja Terhadap Perkembangan Pendidikan Agama Kristen yaitu 279/350 x 100 % = 68,9 % tergolong KUAT
4. Item 8. Misi Gereja Terhadap Perkembangan Pendidikan Agama Kristen di Kota Bulukumba yaitu 301/350 x 100 % = 86 % tergolong SANGAT KUAT.
5. Item 9. Misi Gereja Terhadap Perkembangan Pendidikan Agama Kristen di Kota Bulukumba yaitu 286/350 x 100 % = 81,71 % tergolong KUAT
6. Item 10. Misi Gereja Terhadap Perkembangan Pendidikan Agama Kristen di Kota Bulukumba yaitu 317/350 x 100 % = 90,57 % tergolong SANGAT SETU
7. Item 11. Misi Gereja Terhadap Perkembangan Pendidikan Agama Kristen di Kota Bulukumba yaitu 306/350 x 100 % = 87,42 % tergolong SANGAT KUAT
8. Item 12. Misi Gereja Terhadap Perkembangan PAK di Kota Bulukumba yaitu 297/350 x 100 % = 84.85 % tergolong SANGAT KUAT.
9. Item 13. Misi Gereja Terhadap Perkembangan PAK di Bulukumba yaitu 314/350 x 100 % = 89.71 % tergolong SANGAT KUAT.
10. Item 14. Misi Gereja Terhadap Perkembangan PAK di Kota Bulukumba dalam korelasinya dengan pertanyaan Misi gereja terhadap Perkembangan PAK di Bulukumba karena Gereja sebagai Pembawa Nilai-nilai Kerajaan Allah yaitu 323/350 x 100 % = 92 % tergolong SANGAT SETUJU.
11. Item 15. Misi Gereja terhadap Perkembangan PAK di Bulukumba dilakukan melalui Khotbah karena melalui khotbah firman Allah dipahami secara baik, yaitu 254/350 x 100 % = 72,57 % tergolong KUAT.
12. Item 16. Misi Gereja Terhadap Perkembangan PAK di Kota Bulukumba yaitu 311/350 x 100 % = 88.85 % tergolong SANGAT KUAT.
13. Item 17. Misi Gereja Terhadap Perkembangan PAK di Bulukumba yaitu 83/135 x 100 % = 94,57 % tergolong SANGAT KUAT

Saran-Saran Kepemimpinan Evaluatif

Berdasarkan temuan di atas, peneliti memberi saran yaitu:

1. Kepada pemimpin Gereja perlu mempertahankan semangat misi terhadap Perkembangan Gereja di Kota.
2. Kepada warga gereja agar memberi perhatian pada perkembangan Pendidikan Agama Kristen sebab tanpa ada kerja sama maka sulit membayangkan perwujudan perkembangan agama Kristen
3. Kepada Guru Pendidikan Agama Kristen agar bersinergi dengan gereja dalam hal misi Perkembangan Pendidikan Agama Kristen di kota Bulukumba


0 Response to "Kepemimpinan Yang Evaluatif"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel