Kepemimpinan Entrepreneur Kristen, Altruis, Multikultural Inklusif

Kepemimpinan Entrepreneur Kristen, Altruis, Multikultural Inklusif disingkat Kepemimpinan EAMI

Konsentrasi Kepemimpinan Kristen

Kehadiran Kristen di dunia tidak dapat dipisahkan dengan kehendak Allah. Demikian juga kebutuhan akan adanya seorang pemimpin Kristen pun tidak dapat dipisahkan dengan kehendak Allah. Artinya Allah menghendaki agar ada persekutuan Kristen dan pemimpin Kristen yang sama-sama melaksanakan kehendak-Nya di bumi agar orang lain yang belum percaya menjadi percaya kepada Yesus dan melibatkan diri dalam persekutuan Kristen yang dipimpin oleh pemimpin Kristen. Jadi ada tujuan yang hendak dicapai secara bersama-sama. Untuk mencapai tujuan inilah maka dibutuhkan seorang pemimpin Kristen yang dapat melaksanakan kepemimpinannya atas kelompok Kristen yang dipimpinnya.

Dalam teori dan praktik kepemimpinan Kristen dikenal beragam teori kepemimpinan Kristen dan juga dalam praktiknya telah ada banyak pemimpin Kristen yang menerapkan beragam gaya kepemimpinan Kristen. Setiap gaya kepemimpinan itu memiliki kekurangan dan kelebihannya. Gaya-gaya kepemimpinan Kristen yang dimaksud telah dibahas dalam berbagai buku kepemimpinan Kristen. Gaya kepemimpinan Kristen yang dimaksud yakni mulai dari gaya kepemimpinan klasik sampai pada kepemimpinan modern. Akan tetapi gaya kepemimpinan yang akan diteliti dalam wilayah penelitian disertasi ini belum banyak diteliti dan dideskripsikan dalam buku-buku kepemimpinan Kristen yang ada di Indonesia. Gaya kepemimpinan yang dimaksud yakni Kepemimpinan Entrepreneur Kristen, Multikultural Inklusif dan Altruis. Pendalaman tiga variable penelitian tersebut pada tataran aksiologisnya dihubungkan dengan kemandirian gereja dalam daya (kepemimpinan), teologi dan dana.

Pembahasan tiga variabel tersebut di atas dilakukan dalam konsentrasi kepemimpinan Kristen. Konsentrasi kepemimpinan Kristen dimaksudkan untuk menghasilkan tenaga ahli (keahlian) dalam bidang kepemimpinan Kristen. Dengan kata lain konsentrasi Kepemimpinan Kristen adalah studi yang komprehensif dan mendalam secara akademis dalam kurun waktu yang relative lama terhadap berbagai teori tentang cara, kemampuan mendorong pihak lain, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan, menyelesaikan tugasnya yang diinginkan.

Berdasarkan paparan di atas dapat dikatakan bahwa penelitian tiga variable yang akan diimplemntasikan untuk kemandirian gereja merupakan penelitian yang menfokuskan peneliti untuk mewujudkan bidang keahlian atau konsentasi kepemimpinan Kristen. Hal ini pula menegaskan bahwa konsentrasi kepemimpinan Kristen bermuara pada menghasilkan tenaga ahli dalam bidang kepemimpinan Kristen. Untuk mewujudkan bidang konsentrasi ini dibutuhkan teori-teori yang mesti dikuasai dan kemampuan penelitian untuk mendalami dan menemukan teori-teori yang mendukung keahlian dalam kepemimpinan Kristen. Tanpa penelitian maka keahlian seseorang hanya sebatas gagasan teori yang diperoleh dari sejumlah literature. Keahlian demikian tidak salah tetapi pengetahuan yang benar juga berasal dari penelitian empiris. Perpaduan antara teoritis dan empiris akan melahirkan keahlian yang berimbang. Hal ini berseusian dengan teori kebenaran koherensi.
Jadi Konsentrasi kepemimpinan Kristen adalah keahlian dalam hal kepemimpinan Kristen. Sebab konsentrasi Kepemimpinan Kristen dirancang untuk menghasilkan cendikiawan Kristen yang memiliki kapasitas keilmuan yang handal di bidang kepemimpinan Kristen. Dengan modal kemandirian kepemimpinan, kecakapan dan mengimplementasikan nilai-nilai spiritualitas, professional, berintegritas dam andal dalam menjawab tantangan zaman. Konsentrasi kepemimpinan Kristen bermaksud agar para mahasiswa yang memilih konsentrasi kepemimpinan Kristen dibentuk untuk mampu menjadi kelompok yang akan menjadi agen transformasi sosial

Alasan Pemilihan Variabel Penelitian
Alasan pemilihan judul disertasi yaitu kepemimpinan entrepreneur Kristen, Multikultural Inklusif dan Altruis didasarkan pada beberapa alasan

Pertama, alasan konseptual Kepemimpinan Kristen

Secara konseptual kepemimpinan adalah kesediaan untuk mengambil resiko. Dalam seluruh gaya kepemimpinan Kristen unsure resiko pasti ada maka seorang pemimpin Kristen perlu berani menghadapi resiko atas kepemimpinannya. Namun yang paling mencirikan perbedaan gaya kepemimpinan entrepreneur Kristen, Multikultural Inklusif dan Altruis adalah bahwa seorang pemimpin Kristen yang berjiwa entrepreneur adalah seorang pemimpin yang berani mengambil resiko yang tidak diduga sebelumnya, keberanian mengambil keputusan menjadi indicator penting, seorang Kristen yang memiliki kemampuan entrepreneur adalah kemampuannya untuk keluar dari zona nyaman. Sedangkan kepemimpinan Multikultural Inklusif menekankan tentang kebebasan, kemampuan menempatkan budaya pada level yang sama, tidak ada satu kebudyaan yang unggul dari kebudayaan lain. Oleh karena itu setiap komunitas yang berbeda budaya diperlakukan secara sama dan berlangsung dalam keterbukaan dan membangun suasana interaksi antara sesame yang lebih harmonis. Pada sisi lain, kepemimpinan Altruis mewajibkan seorang pemimpin untuk tidak mementingkan dirinya sendiri tetapi mampu mengutamakan kepentingan orang lain, dari mengutamakan diri sendiri menjadi mengutamakan orang lain.
Dasar konseptul dari tiga gaya kepemimpinan tersebut di atas dapat didasarkan pada alas an konseptua dari frasa-farasa kepemimpinan seperti kepemimpinan adalah hasrat untuk membuat perbedaan dengan orang lain.Tiga gaya kepemimpinan tersebut memenuhi frasa ini. Seorang pemimpin Entrepreneur Kristen, Multikultural dan Altruis selalu berbeda dengan gaya kepemimpinan lainya. Kepemimpinan entrepreneur Kristen, Multikultural Inklusif dan Altruis mendasarkan diri pada frasa kepemimpinan yang menyatakan kepemimpinan adalah tidak puas dengan realitas yang sekarang. Tiga gaya kepemimpinan ini adalah model kepemimpinan yang menerima tanggungjawab sementara orang lain membuat dalih. Kepemimpinan dalam paradigma entrepreneur, multicultural inklusif dan altruis memahami bahwa kepemimpinan adalah melihat peluang di dalam suatu situasi sementara orang lain melihat keterbatasan. Kepemimpinan mana didasarkan pada prinsip pemahaman bahwa kepemimpinan adalah kesiapan untuk menonjol di tengah kerumunan. Tiga kepemimpinan mengedepankan pemahaman bahwa kepemimpinan adalah pikiran yang terbuka dan hati yang terbuka. Kepemimpinan dipahami sebagai kemampuan menenggelamkan ego diri sendiri demi yang terbaik. Kepemimpinan entrepreneur menginspirasi dan mewujudkan pemahaman kepemimpinan adalah membangkitkan dalam diri orang lain kapasitas untuk bermimpi. Kemampuan membuat mimpi besar dan berusaha mencapainya. Itulah kepemimpinan entrepreneur, multicultural dan altruis. Tiga gaya kepemimpinan menginspirasi untuk mewujudkan pemahaman akan kepemimpinan sebagai peluang menginspirasi orang lain dengan visi tentang apa yang dapat mereka sumbangkan. Kepemimpinan entrepreneur Kristen, Multikultural dan altruis mewujudkan pemahaman bahwa kepemimpinan adalah impian yang diwujudkan dan kepemimpinan terutama adalah keberanian.
Pemimpin entrepreneur Kristen, multicultural dan altruis dapat menfokuskan perhatian pada keberhasilan orang lain dari pada keberhasilan diri sendiri. Pencapaian terbesar seorang pemimpin tampak pada kecemerlangan orang yang dilayaninya. Dalam hal ini patutlah dipahami bahwa kepemimpinan berkembang setiap hari, bukan dalam sehari. Tujuan pemimpin adalah memobilisasi orang lain agar melayani suatu tujuan. Tujuan tersebut perlu diutamakan, perlu berkorban dalam melayani tujuan tersebut.

Alasan Praktis.

Kota-kota besar sangat terbuka terhadap multikultural oleh karena itu diperlukan pemimpin dengan kepemimpinan yang relevan dengan berbagai perubahan yang sedang terjadi. Perubahan itu tidak hanya pada skala regional tetapi juga secara Internasional. Salah satu yang akan dihadapi oleh Gereja.
Dalam harian Kompas dinyatakan bahwa perlu ada perlindungan pemerintah terhadap sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Hal ini disebabkan karena Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai akhir tahun 2015 akan membuka pasar tenaga kerja untuk profesi Insinyur, arsitek, perawat, tenaga survey, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi, akuntan. Salah satu syarat keikutsertaan anggota Negara Asean dalam MEA adalah penghapusan aturan yang menghalangi perekrutan tenaga kerja asing (TKA). Sedangkan Indonesia masih menghadapi banyak masalah sekitar tenaga kerja, antara lain, masih tingginya jumlah pengangguran, banyaknya pekerja dengan pendidikan minim, dan tuntutan upah minimum. Jumlah pelaku wirausaha pun hanya berkisar 1,4 persen dari jumlah tenaga kerja. Di Indonesia tenaga kerja asing sebelum berlakunya MEA pada akhir tahun 2015 yaitu pada tahun 2013 TKA bertumbuh 18,7 menjadi 68,957 orang. Para tenaga kerja asing menduduki tenaga professional, konsultan, manejer, direksi, supervisor, teknisi, sampai komisaris. Tenaga Kerja Asing yang paling banyak adalah pekerja asal Tiongkok, yaitu 14,371 orang, kemudian disusul tenaga kerja asing dari Jepang 11.081 orang, dan Korea Selatan sebanyak 9,075 orang, selebihnya dari Negara lain. Sedangkan berdasarkan sector usaha, pekerja asing lebih banyak masuk ke sector perdagangan dan jasa, yakni 36.913 orang, diikuti sector industry sebanyak 24.029 orang, dan sector pertanian sebanyak 8.015 orang.
Sebuah hasil jajak pendapat Kompas melalui telepon awal November menunjukkan bahwa tenaga kerja Indonesia yang siap menghadapi persaingan di penerapan MEA pada akhir 2015 yaitu tenaga insinyur, perawat, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi, akuntan Indonesia sudah berkualitas. Arsitek dinilai paling berkualitas. Berbanding lurus dengan penilaian soal kualitas, profesi insinyur dan arsitek dinilai paling mampu bersaing di pasar tenaga kerja ASEAN.
Sementara itu, lebih dari separuh responden menilai perawat, praktisi medis dn dokter gigi, tenaga pariwisata, akuntan Indonesia mampu bersaing. Di antara delapan profesi, tenaga survey di negeri ini menjadi juru kunci dalam kualitas dan daya asing.
Berdasarkan penilaian itu, para responden mengharapkan ada perlindungan pemerintah untuk tenaga kerja Indonesia. Artinya walaupun sebagian besar kualitas pekerja dinilai cukup bagus, tetapi tujuh dari sepuluh responden sepakat tenaga kerja di negeri ini tak bisa dibiarkan begitu saja bersaing langsung dengan TKA dari Negara-negara ASEAN lain. Diperlukan upaya pemerintah untuk melindungi tenaga kerja Indonesia, terlebih dalam delapan sector provesi yang akan masuk dalam bursa pasar tenaga kera ASEAN. Sembilan dari sepuluh responden mengamini perlu adanya kebiakan khusus untuk membatasi banjirnya tenaga kerja asing di Indonesia oleh pemerintah. Selain perlindungan dari pemerintah, masyarakat menginginkan pembenahan untuk meningkatkan daya saing. Salah satunya adalah perbaikan kurikulum yang sinkron disusun pemerintah dan asosiasi profesi juga perlu dilakukan untuk mendrong pendidikan professional yang berkualitas. Langkah penting selanjutnya mendorong asosiasi profesi, khususnya ke delapan profesi yang akan masuk dalam bursa MEA 2015, melakukan sertifikasi di tingkat ASEAN. Setiap asosiasi profesi perlu memperkuat regulasi profesi, menyiapkan cetak biru pengembangan profesi, dan menalin kera sama antar – asosiasi profesi seenis di Indonesia dan Negara lain. Selain itu, penting menyelidiki kompetensi tenaga kera asing dan verifikasi ulang dilakukan terhadap dikumen akademik, surat tanda registrasi Negara asal, dan pengalaman kerja. Dengan upaya-upaya ini, MEA akan menjadi peluang bagi tenaga kera Indonesia. Angkatan kera berjumlah 125,3 juta jiwa di negeri ini bisa menjadi modal potensial mengisi jutaan lapangan kerja baru di pasar ASEAN.
Salah satu keahlian tenaga kerja yang dikuatirkan belum siap menghadapi MEA adalah Industry jasa konstruksi Indonesia. Artinya Industri jasa belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan diterapkan pada akhir tahun 2015. Alasannya, masih banyak jasa konstruksi di Indonesia tidak berada di level yang sama dengan industry jasa konstruksi Negara ASEAN lainnya.
Berbagai aspek yang telah dipaparkan di atas menegaskan bahwa Gereja harus siap menghadapi dunia yang sedang berubah. Gereja bergumul dengan kemandirian daya, dana dan teologi yang juga tidak dapat dipisahkan dengan pergumulan global yang sedang berubah. Di tengah perubahan-perubahan tersebut, Gereja membutuhkan pemimpin dengan kepemimpinan yang relevan dengan perubahan tersebut, khususnya perubahan di kota. Kota dikenal sebagai kota yang sangat strategis, keberadaan demikian memberi peluang entrepreneur dan membutuhkan kepemimpinan entrepreneur, Batam juga dikenal sebagai kota yang terbuka untuk migrasi berbagai etnis sehingga terbentukklah masyarakat multikultur, Masyarakat multicultural demikian membutuhkan pemimpin multicultural Inklusif, masyarakat Batam yang multi-etnis dan kultur adalah ciptaan Tuhan. Artinya manusia dari suku budaya dan agama manapun harus dipandang sebagai ciptaan Tuhan. Tidak ada manusia yang bukan ciptaan Tuhan. Manusia ciptaan Tuhan membawa missio imaginis Dei (misi gambar Allah) yaitu tanggungjawabnya membawa kesejahteraan atau kehidupan dalam persekutuan, suatu kehidupan dalam persekutuan yang harmonis dan sejahtera, suatu tanggungjawab bukan untuk mengasihi dirinya sendiri (egosentris) tetapi demi kebaikan orang lain. Dinisilah kebutuhan akan kepemimpinan Altruis suatu kepemimpinan tanpa mementingkan diri sendiri tetapi kepentingan orang lain.

Berdasarkan pepamaran di atas menjadi jelas bahwa penelitian tentang kepemimpinan entrepreneur Kristen penting karena kota Batam memberi peluang berlangsungnya jiwa entrepreneur anggota jemaat sehingga kelak jema memiliki kemandirian dalam penghasilan, kemandirian dalam entrepreneur social yang bernilai Kristen. Karakteristik kota Batam yang masyarakatnya terdiri dari Multi etnis mendorong perlunya penelitian tentang kepemimpinan multicultural, secara khusus kesiapan gereja menghadapi MEA akhir 2015. Pada akhir tahun 2015 kota Batam akan dikunjungi dan dihuni oleh pekerja-pekerja asing dari Negara-negara ASEAN, Proyek Maritim yang belum tergarao secara baik akan diminati oleh banyak tenaga asing. Hal ini membuat kebutuhan akan kepemimpinan multicultural Inklusif semakin penting untuk diteliti dan dipersiapkan sejak dini. Keragaman Masyarakat di kota Batam juga dapat menimbulkan sikap mementingkan diri dan kelompok sehingga perlu mengembangkan kepemimpinan Altruis, suatu kepemimpinan yang lebih berorientasi pada kebaikan orang lain. Kepemimpinan ALturis demikian dirasa sangat relevan.

Alasan teologis
Alasan teologisnya yakni bahwa kepemimpinan Kristen adalah salah satu cara mengasihi Tuhan. Mengasihi Tuhan melalui kepemimpinan Kristen adalah usaha mendalam variable-variabel Kepemimpinan Kristen. Mengasihi Tuhan secara akal budi (meneliti variable Kepemimpinan menambah pengetahuan kepemimpinan Kristen). Dalam konteks berpikir demikian maka variable yang dipilih yaitu Entrepreneurship Kristen, Multikultural Inklusif, Altruis dan Kemandirian Gereja adalah pokok-pokok yang relevan dengan kepemimpinan Kristen. Ketiga variable ini relevan dengan kehidupan Gereja di suatu daerah. Kepemimpinan Entrepreneur dibutuhkan oleh Gereja. Oleh karna itu perlu diteliti, Kepemimpinan Multikultural Inklusif perlu diteliti karena kondisi kita yang Multikultur, Kepemimpinan Altruis perlu diteliti karena tidak ada anggota jemaat dan pemimpin yang hanya hidup untuk dirinya sendiri. Yesus sang Altruis telah member contoh yang perlu diimplementasikan. Kemandirian Gereja dalam daya, dana, dan teologi perlu diteliti karena hasil penelitian ini tidak akan berguna bila tidak diimplementasikan

Kedekatan dengan keahlian peneliti
Sangat jelas bahwa beberapa variable yang diteliti memiliki hubungan yang sangat relevan dengan konsentrasi kepemimpinan Kristen yang ditekuni oleh peneliti yang pada akhirnya membawa pada keahlian peneliti yaitu keahlian dalam kepemimpinan Kristen.

Pokok Yang akan tertarik diteliti
Entrepreneurship Kristen, Multikultural Inklusif, Altruis dan kemandirian Gereja dalam hal dana, daya dan teologi

Proyeksi ke depan yang hendak dicapai dalam penelitian

Proyeksi ke depan penelitian ini yakni pada apa yang disebut mental Indonesia yaitu mental bergantung pada apa yang sudah ada, belum banyak tenaga terlatih untuk bermimpi besar yang berani inovasi dan kreatif sementara inovasi dan kreatif diperlukan dalam sebuah kepemimpinan. Dengan demikian jelas bahwa proyeksi kedepan penelitian ini adalah menanamkan semangat kemandirian memulai aktivitas baru, Pengembangan semangat kesetaraan kebudayaan, focus pada kebaikan bagi orang lain, Kemandirian dana, daya dan teologi. Selain itu penelitian tentang kepemimpinan Entrepreneur Kristen di Indonesia masih relative kurang, tidak banyak buku akademis yang tersedia untuk Kepemimpinan entrepreneur Kristen. Semntara warga gereja sebagai bagian dari warga Indonesia yang dikenal sebagai bangsa bermental bergantung pada apa yang sudah ada, tidak berani mengambil keputusan untuk keluar dari zona nyaman. Refrensi buku tentang kepemimpinan Multikultural juga sangat kurang sehingga ini menjadi prospek ke depan yang sangat baik baik penulis buku maupun penerbit Kristen. Kemudian Kepemimpinan Altruis juga sangat langka ditemukan dalam literature Kristen di Indonesia. Inilah prospek ke depan dari penelitian ini. Gereja mesti siap adanya multicultural baru dalam jemaat oleh karena era MEA per 31 Desember 2015.

0 Response to "Kepemimpinan Entrepreneur Kristen, Altruis, Multikultural Inklusif "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel